Selasa, 29 November 2011

Aplikasi Simulasi PLC Sebagai Konveyor Pengangkut Tembakau Secara Automatis Dan Manual

                                Postingan kali ini saya akan membahas mengenai aplikasi PLC untuk menjalankan konveyor disuatu pabrik. Untuk lebih lanjutnya langsung saja kita pelajari tulisan dibawah!!!

            Pengertian
adalah suatu konveyor yang berfungsi untuk mengangkut tembakau dari satu tempat ke tempat yang lain. Konveyor ini merupakan salah satu sistem konveyor pengangkut tembakau. Jadi masih terdapat sistem-sistem (unit) pengangkutan yang lain yang berhubungan dengan sistem konveyor ini. Tembakau akan diangkut kembali oleh sistem-sistem selanjutnya.


            Cara Kerja
Cara kerja dari simulasi konveyor yaitu pada saat tombol START ditekan maka konveyor keempat akan bekerja. Setelah konveyor keempat berjalan, maka selang beberapa waktu konveyor ketiga akan berjalan. Apabila  konveyor ketiga telah berjalan, maka selang beberapa waktu konveyor kedua akan berjalan. Setelah selang beberapa waktu konveyor pertama akan berjalan. Jadi start awal dari konveyor tidak bersamaan, ada selang waktu atau jeda antara konveyor yang satu dengan yang lain, ini dimaksudkan  agar daya yang dibutuhkan tidak langsung besar sehingga energi listrik dapat diperhemat. Selain itu agar tidak terjadi penumpukan tembakau apabila start dimulai dari konveyor satu. Ketika sistem dimatikan, konveyor 1 akan mati terlebih dahulu baru kemudian konveyor 2. Setelah konveyor 2 mati kemudian setelah beberapa waktu maka konveyor 3 akan mati, kemudian disusul dengan konveyor 4 yang akan mati. Sistem ini digunakan untuk memastikan tidak ada tembakau yang masih ada di atas konveyor ketika sistem pengankutan akan matikan, selain juga sekaligus sebagai penghematan energi listrik.
Ketika terjadi kerusakan pada konveyor, maka lampu indikator akan menyala berkedip-berkedip dan sistem yang terdapat di sebelum konveyor yang rusak tersebut akan ikut mati agar tembakau tidak menumpuk pada konveyor yang rusak. Jadi misalkan konveyor 3 rusak, maka konveyor 1 dan 2 tidak boleh berjalan, tetapi konveyor 4 tetap boleh berjalan karena sistem dari konveyornya berada setelah sistem konveyor yang rusak tersebut.
Sistem konveyor ini juga dapat dioperasikan secara manual tanpa adanya sistem yang mengatur urutan start dari konveyor tersebut. Sistem manual ini biasanya digunakan pada saat perbaikan dan pengetesan konveyor yang rusak, sehingga kita tidak usah harus menyalakan semua konveyor dalam sistem tersebut.
Sistim konveyor yang diprogram ini hanyalah merupakan konveyor simulasi. Jadi yang diprogram bukanlah konveyor secara nyata. Akan tetapi walaupun merupakan konveyor simulasi, pemrogramannya pun hampir sama dengan konveyor secara nyata.
Berikut adalah gambar modul simulasi PLC dan konveyor tersebut:
                               
                                 Gambar Modul simulasi PLC
                                

                              Gambar Modul simulasi konveyor 

           Flowchart Rangkaian:


Senin, 28 November 2011

Membuat Antena Dipole 1/2 Lamda

 Misalnya saja kita ingin membuat antena dipole dengan perincian seperti dibawah ini :
·         Kita akan membuat anteda ½ lamda.
·         f = frekwensi kerja dari pemancar kita yaitu 90 MHz.
·         C = Kecepatan Cahaya (C = 300.000.000 meter/ detik).
·         Nilai konstanta konduktor 0,95.

Setelah mengetahui data-data seperti diatas kemudian kita akan menghitung berapakah panjangnya antena ½ lamda yang akan dibuat dengan perhitungan :

Jadi panjang antena yang akan kita buat adalah 1,6 m (160 cm).

Kemudian kita ambil aluminium dengan ukuran 1,6 m. Aluminium tadi di potong pas tengah-tengahnya (2x 0.8 m) untuk disambung dengan kabel koaxial yang bisa menggunakan kabel RG-58 yang mempunyai impedansi sekitar 50 ohm sampai 75 ohm. Kabel ini panjangnya boleh berapa saja, dan sesingkat-singkatnya dan selurus-lurusnya dari tengah antenna ke pemancar. Sambungan tengah ini dipisahkan sekitar 1-2 cm, dapat menggunakan pipa PVC 1 inch yang dilubangi untuk mengait kedua alumunium tadi.


Antena Penerima UHV Indoor (Yagi 4 Elemen)

Antenna TV merupakan perangkat yang berfungsi untuk menerima maupun memancarkan gelombang, yang dalam hal ini dikhususkan untuk penerimaan siaran televisi. secara sederhana antena adalah seutas kawat atau konduktor yang dapat menyerap listrik induksi dari gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari stasiun televisi. Untuk memperoleh sinyal yang kuat diperlukan antena yang tepat. Namun kita tidak perlu menghitung-hitung berapa panjang antena yang tepat sebab mudah diperoleh di pasaran dengan harga bervariasi sesuai kwalitas antena bersangakutan.
Pesawat penerima televisi membutuhkan antena yang baik agar reproduksi gambar yang dihasilkan jelas, bersih tanpa bintik-bintik maupun bayangan (ghost). Selain itu cara menempatkan antena juga berpengaruh terhadap kwalitas penerimaaan. Dalam praktik tempatkan antena setinggi mungkin jika jarak antara stasiun TV dengan pesawat penerima relatif jauh,
Agar dapat menerima gelombang secara baik, maka antena harus mempunyai polarisasi yang sama dengan polarisasi gelombang yang datang. Arah polarisasi ini akan tetap sepanjang lintasan gelombang kecuali bila gelombang tersebut sudah dipantulkan oleh ionosphere, maka polarisasinya bisa berubah
Berdasarkan pola radiasinya antena dibagi atas dua jenis, yaitu omnidirectinal dan directional. Antena omnidirectional mempunyai pola radiasi yang sama ke segala arah horizontal. Adapun antena directional mempunyai radiasi terkuat pada arah tertentu, sementara radiasi pada arah lainnya sangat kecil atau bahkan nol.
Antena omnidirectional dibutuhkan jika pancaran/penerimaan gelombang radio yang diharap, keluar atau datang dari segala arah. Antena-antena semacam ini cocok dipasang pada stasiun broadcast yang terletak di tengah kota dan berharap pancarannya dapat diterima di segala arah. Antena ini juga cocok dipasang pada mobil yang arah pergerakannya cepat berubah. Telepon seluler juga membutuhkan antena ini.
Antena directional dibutuhkan jika arah pancaran atau penerimaan datang atau menuju ke arah tertentu. Antena televisi kita termasuk jenis ini karena letak rumah kita dan pemancar siaran TV tetap. Selain itu, kita mengharapkan sinyal yang diterima pada arah tersebut jauh lebih besar daripada sinyal yang datang dari arah lain.
Cepat rambat gelombang sama dengan cahaya ialah 300.000.000 meter/detik, sedangkan gelombang tersebut bergetar sejumlah f cycle/detik (f = frekuensi). Misalnya frekuensinya 6 MHz, maka setiap detik ia bergetar 6.000.000 kali. Kita tahu bahwa satu Lambda (λ) adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang selama satu kali getar.


 Alat dan Bahan
1.      Alat
·         Penggaris
·         Pisau / cutter
·         Obeng
·         Gergaji
·         Tang
·         AVO
·         Solder
2.      Bahan
·         Pipa PVC
·         Kabel tembaga
·         Alumunium
·         Kabel antena
·         Jack antena
·         Timah
·     Lakban

       Langkah Perancangan
1.      Rancang antenna yang akan dibuat dengan menghitung lamdanya (panjang Driven, Drirektor, dan Reflektornya).
2.      Rancang bentuk antenna yang akan dibuat.
3.      Setelah antena selesai dirancang maka pilih bahan yang akan digunakan.
4.      Ukur driven, director, dan reflektornya sesuai dengan rancangan.
5.      Potong bahan-bahan yang akan digunakan.
6.      Pasang bahan yang telah dipotong tadi.
7.      Solder kabel antena di bagian drivennya.
8.      Pasang antena pada televisi apakah sudah dapat menerima siaran dengan baik.


    Perhitungan antena

























    Gambar Desain Antena
  



Senin, 14 November 2011

Programmable Logic Controller (PLC)

1.1.1        Programmable Logic Controller (PLC)
1.      Pengertian
PLC adalah komputer elektronik yang mudah digunakan yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai macam keperluan dan tingkat kesulitan yang beragam. Sistem PLC ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi yang mengimplementasikan fungsi spesifik seperti logika, urutan, pewaktu, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau prosees melalui modul-modul I/O.(Capiel,1982)

Gambar PLC (Programabel Logic Control)

2.      Fungsi PLC
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
a.      Control Sekuensial
 PLC memroses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step / langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat (Fahron Al Wotani, 2009).
b.      Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator (Fahron Al Wotani, 2009).

3.      Input/Output pada PLC
Sistem input/output diskret pada dasarnya merupakan antarmuka yang mengkoneksikan central processing unit (CPU) dengan peralatan input/output luar. Lewat sensor-sensor yang terhubung dengan modul ini, PLC mengindra besaran-besaran fisik (posisi,gerakan, level, arus, tegangan) yang terasosiasi dengan sebuah proses atau mesin. Berdasarkan status dari input dan program yang tersimpan di memori PLC, CPU mengontrol perangkat luar yang terhubung dengan modul output (Iwam Setiawan, 2006:65). PLC pasti tidak akan dapat digunakan untuk system yang kompleks jika input/outputnya terbatas. Oleh karena itu pada PLC dapat dipasang suatu modul I/O yang terpisah dengan modul PLC. Berikut adalah contoh gambar dari modul I/O:

                            Gambar 1a Modul Input   Gambar 1b Modul Output

4.      Bahasa pemrograman yang digunakan pada PLC
Terdapat banyak pilihan bahasa untuk membuat program dalam PLC. Masing-masing bahasa mempunyai keuntungan dan kerugian tergantung dari sudut pandang kita sebagai user / pemogram. Pada umumnya terdapat 2 bahasa pemograman sederhana dari PLC , yaitu pemograman diagram ladder dan bahasa instruction list. (mnemonic code).Diagram Ladder adalah bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC.
Diagram Ladder menggambarkan program dalam bentuk grafik. Diagram ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang terstruktur yang menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram ladder terdapat dua buah garis vertical dimana garis vertical sebelah kiri dihubungkan dengan sumber tegangan positip catu daya dan garis sebelah kanan dihubungkan dengan sumber tegangan negatip catu daya.
Program ladder ditulis menggunakan bentuk pictorial atau simbol yang secara umum mirip dengan rangkaian kontrol relay. Program ditampilkan pada layar dengan elemen-elemen seperti normally open contact, normally closed contact, timer, counter, sequencer dll ditampilkan seperti dalam bentuk pictorial. PLC dapat deprogram langsung dari komputer maupun dari console. Console ini lebih pertable jika dibandingkan dengan komputer akan tetapi agak lebih rumit dikarenakan pada console hanya bisa dilihat 1 baris perintah saja. Jadi kelemahan console adalah tidak mudah melakukan trouble shooting program jika terjadi kegagalan program. Berikut adalah gambar dari console:
Gambar 2. Console

Dibawah kondisi yang benar, listrik dapat mengalir dari rel sebelah kiri ke rel sebelah kanan, jalur rel seperti ini disebut sebagai ladder line. Peraturan secara umum di dalam menggambarkan program ladder diagram adalah :
·          Daya mengalir dari rel kiri ke rel kanan
·          Output tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel sebelah kiri.
·          Tidak ada kontak  yang diletakkan disebelah kanan output
·          Hanya diperbolehkan satu output pada satu ladder line.


Gambar 3.  Prinsip Diagram Ladder

Pada garis-garis ini dipasang kontak-kontak yang menggambarkan kontrol dari switch, sensor dan sebagainya ke output. Satu baris dari diagram disebut dengan satu rung.

5.      Instruksi-Instruksi Dasar Pada PLC
a.       LD
Instuksi LD digunakan untuk mengawali suatu program dari baris terdepan.
Simbol Dari instruksi LD adalah sebagai berikut:

Gambar 4.  Instruksi LD

Cara pemrograman pada console adalah sebagai berikut:
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00000
00001
OUT
100
00002
FUN (01)
-
  Tabel 1.  Mnemonic LD

Keterangan:
Jika LD dalam kondisi ON (1) maka OUT juga akan berkondisi ON atau menyala. Alamat I/O 0000 menunjukkan bahwa masukan atau input tersebut dialamatkan pada alamat 0000 dan ouput 100 berarti keluaran atau output beralamat di alamat 100.

b.      AND
Instruksi AND jika dilogikakan  pada rangkaian analog merupakan suatu rangkaian seri. Jadi apabila salah satu instruksi berlogika 0 atau OFF maka out put akan berlogika 0 atau OFF.
Berikut adalah simbol dari instruksi AND:

Gambar 5. Instruksi AND

Cara pemrograman pada console adalah sebagai berikut:
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00000
00001
OUT
100
00002
FUN (01)
-
 Tabel 2. Mnemonic AND

Jadi untuk menyalakan output (berlogika ON) maka kedua saklar harus dalam kondisi ON (1). Jika salah satu saja saklar berkondisi OFF (0) maka output tidak akan berkondisi 0 atau OFF.

c.       OR
Instruksi OR jika dilogikakan pada rangkain analog merupakan suatu rangkaian paralel . Jadi apabila salah satu instruksi berlogika 1 atau ON maka output akan belogika 1 atau ON pula.
Simbol dari instruksi OR:

Gambar 6.  Instruksi OR

Cara pemrograman pada console adalah sebagai berikut:
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00000
00001
AND
00001
00002
OR
00002
00003
OUT
100
00004
FUN (01)
-
 Tabel 3. Mnemonic OR

d.      OUT
Instruksi OUT adalah instruksi untuk menentukan alamat mana yang akan digunakan sebagai keluaran/ sebagai outputan dari suatu program.

Gambar 7. Instruksi OUT

e.       NOT
Instruksi NOT digunakan untuk membalikkan logika awalnya. Jadi jika logika awal 1 maka bila diberi instruksi  NOT maka akan menjadi logika 0, dapat dikombinasikan dengan instruksi lain. Simbol NOT adalah sebagai berikut:

Gambar 8. Instruksi NOT

6.      Menu Fungsi (FUN) Pada PLC
a.       END
Instruksi END adalah instruksi yang berfungsi untuk mengakhiri suatu program. PLC tidak akan mengeksekusi suatu program jika belum diakhiri. Untuk mengakhiri program digunakan FUN(01).

b.      LATCH
Fungsi latch adalah sebagai pengunci atau sama dengan rangkaian R-S flip-flop namun hanya mempunyai 1 output saja yaitu Q. Rangkaian ini membutuhkan reset untuk mematikan outputnya. Untuk memanggil fungsi ini adalah dengan menuliska FUN(11). Berikut adalah diagram ladder dari latch:


Gambar 9. Ladder Diagram FUN 11

Cara penulisan programnya adalah sebagai berikut:
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00001
00001
LD
00002
00002
FUN 11
100
00003
FUN (01)
-
 Tabel 4. Mnemonic FUN 11 (KEEP)

Apabila LD 0001 berlogika 1 dan LD 0002 berlogika 0 maka output akan berlogika 1, walaupun LD 0001 berubah berlogika 0. Namun apabila LD 0002 berlogika 1 apapun logika LD 0001 maka output akan berlogika 0. Sehingga fungsi ini digunakan sebagai pengunci.

c.       Flip-flop
Pada PLC terdapat suatu clock atau flip-flop yang dialamatkan pada alamat 25500,25501 dan 25502. Dengan menuliskan alamat tersebut maka tidak perlu membuat rangkaian atau program untuk membuat clock. Berikut adalah contoh ladder diagramnya :
.
Gambar 10. Ladder Diagram flip-flop

Cara pemrograman pada console adalah sebagai berikut:
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00001
00001
LD
00002
00002
FUN 11
100
00003
FUN (01)
-
 Tabel 5. Mnemonic filip-flop

Jika LD 0001 berlogika 1 (ON) maka output akan seperti flip-flop yaitu berkedip-kedip. Fungsi ini biasanya digunakan sebagai clock pada shift register dan sebagai indikator trouble pada satu rangkain kontrol konveyor. Jadi jika ada kerusakan pada konveyor maka lampu indikator tidak akan berkedip-kedip.
Semakin besar angka terakhir yang ditulis maka semakin rendah pula frekuensinya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil digit terakhir yang dimasukkan maka akan semakin cepat frekuensinya.

d.      SFT (Shift Register)
Shift register merupakan aplikasi lain yang terdapat dalam PLC yang berfungsi untuk menggeser data sejauh x bit sesuai berapa bit yang diprogram. Untuk memanggil fungsi ini cukup dengan menekan tombol SFT ataupun dengan FUN(10)
Berikut adalah ladder diagram dari instruksi SFT:


Gambar 11. Ladder Diagram SFT (Shift Register)

Cara penulisan programnya pada console adalah sebagai berikut:
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00001
00001
LD
00002
00002
FUN 11
100
00003
FUN (01)
-
 Tabel 6. Mnemonic SFT (Shift Register)

Fungsi SHIFT membutuhkan 3 inputan (LD) dimana LD yang pertama (LD 00000) digunakan untuk memberi masukan/data ke register. Data tersebut berupa data biner 0 dan 1. Instruksi LD yang kedua (LD 25502) adalah berfungsi untuk memberi clock masukan. LD yang ketiga (LD 00001) adalah instruksi untuk mereset program shift register ini.
Ketika instruksi LD dimasukkan maka selanjutnya adalah memasukkan instruksi SFT. Pada saat memanggil instruksi ini untuk pertama kali maka akan muncul 3 bit angka 0000. Angka ini diisi dengan alamat I/O berapa yang ingin digeser. Jika ingin menggeser alamat I/O 3-4 maka pada saat kemunculan pertama dimasukkan angka 3 setelah itu di-write dan dimasukkan angka 4. Akan tetapi jika ingin menyalakan modul 3 saja maka ketika setelah di-write langsung di-write lagi kemudian diteruskan dengan instruksi end yaitu FUN (01).

e.       DIF Up dan DIF Down
DIFU adalah salah satu aplikasi pada PLC yang memanfaatkan perubahan nilai dari 0 ke 1. Jadi apabila ada perubahan nilai yang terjadi dari 0 ke 1 maka output akan berlogika 1. Fungsi ini dapat dipanggil dengan menekan FUN(13). Berikut adalah contoh pemrogrmaan dari DIFU :

Gambar 12. Ladder Diagram DIF Up

Penulisan programnya pada console adalah sebagai berikut:
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00000
00001
OUT
301
00002
LD
301
00003
DIFU (13)
301
00004
OUT
302
00004
FUN (01)
-
 Tabel 7. Mnemonic DIF Up

DIFD adalah merupakan kebalikan dari DIFU yaitu yang memanfaatkan perubahan nilai dari 1 ke 0. Jadi apabila ada perubahan nilai yang terjadi dari 1 ke 0 maka output akan berlogika 1. Fungsi ini dapat dipanggil dengan menekan FUN(14). Untuk contoh program sama dengan DIFU .

f.        Counter
Counter adalah salah satu instruksi dari PLC dimana fungsinya untuk menghitung dan keluarannya dapat diaplikasikan ke dalam program apa saja sesuai perintah. Berikut adalah ladder pemrograman dari counter:

Gambar 13. Ladder Diagram Counter

Tabel penulisan programnya pada console adalah sebagai berikut:
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00000
00001
LD
00001
00002
CNT
000


#10
00003
LD CNT
000
00004
OUT
301
00005
FUN (01)
-
 Tabel 8. Mnemonic Counter

LD 0000 berfungsi sebagai clock inputan sedangkan LD 0001 berfunfsi sebagai reset. Pada contoh di atas ditulis #10 yang berarti apabila tombol LD 00000 berlogika 1 sebanyak 10 kali (counter tersebut diberi 10 clock) maka output 301 akan berlogika 1. Apabila ingin mematikan (berlogika 0) output maka LD 0001 harus berlogika 1.

g.      Timer
Dengan fungsi timer maka untuk mematikan atau menghidupkan suatu outputan dapat ditunda dengan mengeset berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Gambar 14. Ladder Diagram Timer

Tabel penulisan program dapat dijelaskan sebagai berikut;
Alamat Program
Instruksi
Alamat I/O
00000
LD
00000
00001
TIM
000


#40
00002
LD TIM
000
00003
OUT
302
00004
FUN (01)
-
 Tabel 9. Mnemonic Timer

Jika LD 00000 bernilai 1 maka timer akan ON. Kemudian selang beberapa waktu tertentu (yang sebelumnya telah diset) timer akan meng-ON-kan LD TIM. Apabila LD time 0 berlogika 1 maka output 302 juga akan berlogika 1. Untuk pengesetan waktu pada timer ini menggunakan satuan milisecond.
Fungsi-fungsi yang disebutkan di atas merupakan sebagian dari fungsi PLC yang sering digunakan pada industri-industru termasuk pada Gudang Garam. Masih banyak instruksi lain yang terdapat pada PLC yang dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi lain seperti perbandingan, aritmatika dan sebagainya. Fungsi yang disebutkan terakhir ini tidak/jarang digunakan pada suatu industri.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes